SPMB Dan Spirit PAPS

SPMB Dan Spirit PAPS

https://www.koransinarpagijuara.com/wp-content/uploads/2025/06/Picsart_25-06-16_10-53-53-058.jpg

Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Praktisi Pendidikan)

Hamdallah, Gubernur dan Kadisdik Jawa Barat nampaknya sangat menyadari bahwa masa depan sebuah bangsa ditentukan oleh bagaimana memperlakukan generasinya saat ini. Generasi itu identik dengan entitas anak anak, diantaranya yakni entitas anak usia sekolah.

Era Kang Dedi Mulyadi (KDM) tentu saja segala hal harus berspirit Jabar Istimewa, termasuk dalam implementasinya. Implementasi spirit Jabar Istimewa harus nampak dalam setiap layanan publik. Terutama paling strategis dan aktual saat ini adalah layanan SPMB.

Semua anak, calon murid sekolahan harus terlayani dengan istimewa. Pastikan di Jabar tidak ada anak putus sekolah lagi. Mengingat Jabar berada pada posisi provinsi tertinggi angka putus sekolah di Indonesia. Ini sangat berat bagi Jabar mengingat jumlah penduduk dan anak didik paling padat.

Cocok bila SPMB 2025 berspirit Pencegahan Anak Putus Sekolah (PAPS). Artinya hadirkan SPMB Plus PAPS. Pastikan tidak ada anak miskin tidak dapat bersekolah karena regulasi dan administrasi yang rigid. Pastikan semua anak bersekolah sesuai jenjangnya.

Anak miskin dan anak dekat dengan sekolah pastikan bisa bersekolah di sekolah terdekat. Urusan ruangan, urusan tenaga pendidik, urusan meja dan kursi, adalah urusan menyusul dan urusan orang dewasa. Tentu saja pemerintah harus tanggung jawab terkait fasilitas sarana dan prasarananya.

PPRI, Permendikbud, Pergub, Perbup/Perwal dan apa pun aturannya, tidak lebih utama dan sakral dibanding entitas anak didik. Ibarat dalam kehidupan umat beragama. Kitab suci adalah untuk umat manusia, bukan manusia untuk kitab suci atau agama. Manusia lah yang menjadi inti.

Begitu pun aksesibilitas anak didik atau calon murid adalah utama di atas semua regulasi yang ada. Pastikan semua calon murid/anak didik terutama ekonomi lemah, yatim piatu, dampak bencana, berkebutuhan khusus dan keterbatasan lainnya dapat dengan mudah bersekolah.

Sejatinya bagi calon murid yang sangat tidak mampu, yatim piatu, berkebutuhan khusus, tidak ada seleksi. Kecuali pendataan atau administrasi saja. Mereka harus diistimewakan sebagai “Titipan Tuhan” bukan titipan oknum yang selama ini menjadi gosip dan gibah di dunia SPMB.

Pemimpin dzolim bukan hanya pemimpin yang arogan dan lupa pada rakyat, melainkan diantaranya adalah pemimpin yang abai pada calon penghuni dan generasi masa depan. Abai dalam memenuhi hak bersekolah dengan normal dan istimewa.

Bersama KDM dan Kadisdik Jabar yang baru, Jabar akan semakin istimewa. Insyaallah. Spirit para pemimpin diantaranya adalah sabubukna melayani rakyat, salus populi suprema lex esto. Mari wujudkan Jabar Istimewa, mulai dari menuntaskan hajatan dan hak calon anak didik sesuai harapan dan mimpinya.

Post Views: 146

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *