https://www.koransinarpagijuara.com/wp-content/uploads/2025/07/IMG-20250724-WA0014-e1753355551426.jpg
Pewarta : Tono Efendi
Koran SINAR PAGI, Kota Tasikmalaya,- Belum lama ini, sebuah video viral di media sosial tentang kecelakaan tunggal sepeda motor di Jalan AH Nasution Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Pengendara motor tersebut terjatuh karena kehilangan kendali. Terlihat pada video tersebut, permukaan jalan memiliki perbedaan ketinggian. Sehingga, motor yang dikendarai korban hilang kendali dan terjatuh beberapa meter kemudian
Perbedaan Ketinggian Jalan serta kurangnya rambu rambu pemisah jalan dipastikan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan bermotor.
Dari pantauan Koran Sinar Pagi dilapangan menyebutkan, hampir setiap saat terutama di malam hari, acap kali terjadi kecelakaan motor tunggal.
“Sejak dimulainya proyek jalan ini, kurang lebih ada sekitar 26 pemotor yang mengalami kecelakaan akibat ban selip karena beda ketinggian jalan, belum lagi tali pembatas jalur yang minim, sehingga para pengendara motor mengalami oleng hingga terjatuh,” ujar Teten salah satu petugas parkir di salah satu toko kue di Jl.AH Nasution Mangkubumi, kepada wartawan.
Seringnya terjadi kecelakaan di sepanjang jalur Jl AH Nasution Kota Tasikmalaya, dikarenakan adanya proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Ruas Batas Kota / Kabupaten Tasikmalaya yang dimulai dari gerbang masuk Kota Jembatan Cikunir hingga bunderan Linggajaya Kota Tasikmalaya sepanjang 5,35 Kilometer.
Proyek Pemeliharaan berkala Jalan pada UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah Pelayanan V Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, dimana Penyedia Jasa dikerjakan oleh PT.Nidya Karya Putri dengan No.Kontrak 412/PUR.08.01/SPK/ PPK.PBJ dengan nilai kontrak Rp. 34.245.417.119,41 dari sumber dana APBD Propinsi Jabar tahun 2025 itu, dikerjakan mulai tanggal 5 Juni 2025 hingga Desember 2025.
Bahkan dari beberapa sumber yang diperoleh wartawan, pekerjaan proyek tersebut sepanjang jalur AH Nasution hingga perbatasan Kota/Kabupaten Tasikmalaya, disinyalir kurang sosialisasi terhadap warga dan tokoh masyarakat setempat. Hal ini terbukti dari beberapa ungkapan warga yang menyebutkan pihak pelaksana proyek hingga pegawainya seolah cuek dan acuh jika ada pertanyaan dari warga.
Apalagi papan informasi proyek yang tidak jelas terpasang, membuat publik bertanya tanya sehingga tidak jarang proyek yang nilainya sangat fantastis itu disebut proyek Siluman karena tidak adanya transparasi publik tentang kegiatan pekerjaan yang sedang berjalan.
Belum lagi beberapa korban kecelakaan rata rata para pengguna motor asal daerah Tasikmalaya dan sekitarnya.
Sementara itu Pimpinan Proyek tersebut, DS Abun saat dimintai tanggapannya oleh wartawan terkait adanya warga Tasikmalaya yang mengalami musibah kecelakaan akibat lalainya pihak pelaksana proyek dalam menjaga dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan Raya yang melalui jalur AH Nasution, Pimpro yang berasal dari Kabupaten Sumedang itu hanya menjawab singkat.
“Ya saya pernah dengar ada warga khususnya pengendara sepeda motor mengalami kecelakaan dan terjatuh akibat selip ban motor karena beda ketinggian jalan. Coba nanti saya akan cek dan tanya anak buah saya,” ujar DS Abun dengan nada enteng kepada wartawan, Rabu (23/7/2025) dilokasi proyek.
Bahkan Abun dalam wawancara dengan Koran Sinar Pagi, tidak ada sedikitpun rasa bersalah atas kelalaian pekerjaannya atau meminta maaf kepada warga yang mengalami musibah kecelakaan tadi. Bahkan seolah terkesan tidak peduli dengan keselamatan warga pengguna jalan.
Dalam hal ini rasanya pihak penyedia jasa termasuk UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah V Jawa Barat, setidaknya harus ikut berempati dan memiliki rasa tanggung jawab atas kejadian musibah kecelakaan pengendaran motor yang sudah sering kali terjadi di jalur AH Nasution Tasikmalaya. Jangan sampai ada lagi korban kecelakaan berikutnya apalgi hingga menelan korban jiwa, sehingga di khawatirkan masyarakat akan melakukan tindakan serta gerakan massa yang tidak diharapkan oleh semua pihak.
Post Views: 284