https://www.koransinarpagijuara.com/wp-content/uploads/2025/07/dosen.jpg
Pewarta: Dwi Arifin
(Koran SINAR PAGI)-, Pameran tunggal Karya Lukisan Khayla Indiva bertema “Alam Dalam Jejak Samar” berlangsung secara gratis, sejak 23 Juli – 1 Agustus 2025 di Search Gallery, Jl. Pagermaneuh, Punclut No.55, Pagerwangi, Lembang, Bandung Barat.
Khayla Indiva, Mahasiswi Program Studi Magister Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung (FSRD – ITB) mengatakan melalui enam karya drawing pengunjung diajak untuk menyusuri perjalanan emosional yang bergerak dari represi trauma, kekakuan batin, penerimaan yang tertatih, hingga kedamaian yang belum tentu utuh, namun cukup.
“Setiap lanskap adalah ruang batin: batu, pohon, air dan cahaya menjadi metafora tubuh yang mengingat, menyimpan dan sekaligus menyembuhkan” jelasnya saat wawancara khusus bersama media cetak dan online tentang karya drawingnya (29/7/2025)
Menurutnya “Alam dalam Jejak Samar” adalah sebuah serial Drawing yang lahir dari relasi afektif antara tubuh perempuan dan tubuh alam. Melalui perjalanan kontemplatif yang ditenun oleh trauma, pemulihan dan perenungan. Lewat garis bertumpuk dan berulang, terbentuk visual lanskap yang berperan lebih dari representasi geografis semata, sebagai cermin batin yang kompleks dan berlapis.
Tema “Alam dalam Jejak Samar” menjadi ruang solidaritas visual antara perempuan dan alam, dua entitas yang telah lama dibungkam oleh logika produksi dan dominasi dalam dunia yang kapitalis dan patriarkal. Karya ini menolak tuntutan visualisasi yang gamblang. Ia berbisik pelan, namun tetap menghujam, mengucapkan bahwa yang tak terlihat bukan berarti tidak penting. Karya tersebut menawarkan cara baru untuk membaca lanskap, bukan sekedar keindahan, tetapi sebagai tubuh yang turut berjuang, mengingat dan mengajarkan bagaimana cara bertahan.
“Dalam keheningan garis dan warna, karya itu mengajak kita untuk memperlambat pandang, mendengarkan suara yang samar, menyadari bahwa di antara lanskap yang sunyi. Ada jiwa yang terus bertahan dan menapakkan jejaknya untuk tetap melaju” ucapnya.
Dosen FSRD ITB, Dr. Ira Adriati S.Sn, M.Sn pengelola Search Gallery menyatakan karya seni berupa lukisan dinilai dapat berpengaruh positif bagi diri dan orang lain yang melihat atau mengamati secara mendalam dari makna yang tercurahkannya. Berbagai lukisan yang terinsiprasi dari kondisi alam berdasarkan titik kordinat terpilih di Jepang dan Indonesia, dipajangkan untuk dinikmati keindahannya atau maknanya bagi para pengunjung secara gratis.
“Hasil karya visualisasi alam oleh Khayla Indiva prosesnya sangat sulit dan karyanya mengesankan. Dari tarikan-tarikan tipis pertama hingga menghasilkan kombinasi warna yang gelap dan terang di atas kertas. Nampak vivid atau jelas, tajam, terang serta penuh makna hingga hidup. Makna dari keenam drawing Khayla Indiva ini sangat mendalam sebagai refleksi dirinya, serta hubungan antara manusia alam di sekitarnya. Selain itu juga drawing di atas kertas besar tentunya lebih rumit, karena biasanya orang menggambar di atas kertas kecil. Apalagi menggunakan soft pastels and charcoal on paper yang berbeda dengan kuas dengan cat di atas canvas. Khayla Indiva memilih tema alam yang memang biasanya identik dengan bumi, bagian dari representasi kaum hawa”ungkapnya
Pelajar di Jateng Selatan Wilayah Barat Daya Mulai Belajar Mulok Bahasa Ngapak & Sunda
Post Views: 40