https://www.koransinarpagijuara.com/wp-content/uploads/2025/08/IMG_20250825_164804.jpg
Pewarta : Anis
Kota Depok – Kehadiran Peter Berkowitz Menuai Banyak Kritik dari berbagai di Indonesia. Pasalnya, akademisi asal Amerika Serikat tersebut dikenal pro Israel dan menentang kemerdekaan terhadap Palestina.
Kritik tersebut membanjiri kolom komentar akun instagram UI yang menampilkan ringkasan singkat acara PSAU.
Sehari setelah acara, UI lantas merilis klarifikasi terkait acara PSAU yang mengundang Peter Berkowitz. Dalam klarifikasi tersebut, UI mengaku tidak cermat dalam melihat latar belakang Peter Berkowitz.
Adapun tentang latar belakang pembicara dari luar negeri, Prof. Peter Berkowitz (Hoover Institution – Universitas Stanford), dengan segala kerendahan hati, UI mengakui kurang hati-hati, dan untuk itu, UI meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekhilafan dalam
“Kekurangcermatan saat melakukan background check terhadap yang bersangkutan,” bunyi keterangan tertulis UI dalam rillis UI Kepada Wartawan.
Sementara Arie Afriansyah, selaku Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI, menjelaskan bahwa tidak ada maksud untuk memberikan kesempatan kepada tokoh dalam berorasi selain demi kepentingan akademik.
Orasi itu katanya bertujuan memberikan perspektif figur institusi terkemuka di dunia untuk bidang Sosial Humaniora dan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM).
“Orasi selengkapnya dari tokoh dalam acara PSAU tersebut dapat dilihat kembali oleh semua pihak dalam kanal resmi YouTube Universitas Indonesia di mana isi orasinya memang murni tentang apa yang diharapkan,” ungkapnya, seperti dikutip Antaranews, Minggu, 24 Agustus 2025.
Dikatakan, UI menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas kritik dan masukan sebagai bagian dari kebebasan menyampaikan pendapat yang bersifat konstruktif.
Peter Berkowitz lahir di Deerfield, Illinois tahun 1959. Berdasarkan laporan The Federalist Society, Peter Berkowitz menyelesaikan pendidikan Sarjana Sastra Inggris dari Swarthmore College pada tahun 1981.
Ia melanjutkan studi Master Filsafat di Universitas Ibrani Yerusalem tahun 1985. Kemudian, Berkowitz memperoleh gelar Doktor di bidang ilmu politik dari Universitas Yale pada tahun 1987.
Mengutip laman resmi Hoover Institution, Berkowitz merupakan peneliti senior Tad dan Dianne Taube di Hoover Institution, Universitas Stanford.
Selain peneliti, Peter Berkowitz adalah kolumnis di media Amerika RealClearPolitics. Beberapa tema yang ditulis oleh Peter diantanya pemerintahan konstitusional, konservatisme dan progresivisme, pendidikan liberal, keamanan dan hukum nasional, serta politik Timur Tengah.
Ia juga menjadi editor tujuh kumpulan esai tentang gagasan dan institusi politik yang diterbitkan oleh Hoover Institution.
Tak hanya mengajar secara rutin di Amerika Serikat dan Israel, Berkowitz telah memimpin seminar tentang prinsip-prinsip kebebasan dan tradisi konstitusional Amerika di George W. Bush Presidential Center dan Underwood International College di Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan.
Sebelumnya, Peter Berkowitz juga mengampu di berbagai kampus, seperti mata kuliah hukum tata negara dan yurisprudensi di Fakultas Hukum Universitas George Mason (1999-2006) dan filsafat politik di departemen pemerintahan Universitas Harvard (1990-1999).
Peter Berkowitz tercatat sebagai Direktur Staf Perencanaan Kebijakan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pada periode 2019-2021 di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Selain itu, ia juga sempat menjadi penasihat senior untuk Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Posisi ini membuat Peter Berkowitz dikenal sebagai akademisi yang pro-Israel.
Pada tahun 2017, Peter Berkowitz pernah dinobatkan sebagai penerima Penghargaan Bradley. Selain itu, Berkowitz juga menjabat sebagai direktur studi untuk The Public Interest Fellowship.
[25/8 15.54] Anis: Berikut beberapa buku yang ditulis oleh Peter Berkowitz:
1 .Constitutional Conservatism: Liberty, Self-Government, and Political Moderation (Hoover Institution Press, 2013);
2 .Israel and the Struggle over the International Laws of War (Hoover Institution Press, 2012);
3. The Future of American Intelligence (2005)
4. Virtue and the Making of Modern Liberalism (Princeton University Press, 1999); dan
5. Nietzsche: The Ethics of an Immoralist (Harvard University Press, 1995).
Post Views: 134