Provinsi Jawa Barat Optimalkan Literasi Sebagai Fondasi…

Provinsi Jawa Barat Optimalkan Literasi Sebagai Fondasi...

https://www.koransinarpagijuara.com/wp-content/uploads/2025/08/DINAS-PERPUS-1-e1754184415114.png

(Koran SINAR PAGI)-, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DISPUSIPDA) Provinsi Jawa Barat resmi meluncurkan Single Identity Library Memberships Card (SIMPLE.ID) dalam kegiatan Sosialisasi dan Penandatanganan Komitmen Bersama yang berlangsung di Aula Graha Pustaloka, Bandung.

SIMPLE.ID menjadi langkah nyata dalam mewujudkan ekosistem literasi digital nasional yang terhubung dan berkelanjutan. Perpusnas RI mendukung penuh inisiatif DISPUSIPDA Jabar, karena selaras dengan misi Perpusnas RI untuk memperluas akses layanan perpustakaan secara inklusif, cepat, dan lintas wilayah.

SIMPLE.ID merupakan inovasi kartu keanggotaan perpustakaan tunggal berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang mengintegrasikan layanan keanggotaan antara perpustakaan tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan Perpustakaan Nasional RI. Dengan sistem ini, masyarakat cukup mendaftar sekali melalui aplikasi EPLICA, dan otomatis dapat mengakses layanan koleksi fisik maupun digital dari berbagai perpustakaan yang tergabung.

Merespon program tersebut, Dr. Drs. Herman Suryatman M.Si, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat menjelaskan saat ini kita hidup di tengah arus perubahan yang luar biasa cepat. Dunia kini memasuki fase baru, sebuah tatanan sosial yang dikenal dengan nama society 5.0, di mana teknologi digital, kecerdasan buatan, dan internet of things menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Era ini menuntut kita untuk tidak hanya melek digital, tapi juga cerdas dalam memilah, memahami, dan mengelola informasi.

Literasi bukan lagi sekadar kemampuan membaca dan menulis. Literasi kini menjelma menjadi kemampuan multidimensi, diantaranya literasi digital, literasi informasi, literasi data, bahkan literasi budaya dan literasi kebangsaan. Inilah yang harus menjadi perhatian utama kita sebagai penyelenggara negara, sebagai pemimpin publik, dan sebagai garda terdepan dalam membangun masyarakat Jawa Barat yang adaptif, cerdas, dan tangguh. Di tengah kemajuan teknologi digital yang begitu pesat, tugas kita bukan hanya menghadirkan akses informasi, tetapi juga memastikan literasi menjadi budaya hidup yang sejalan dengan visi Jawa Barat yaitu “Jabar Istimewa”, provinsi terunggul, termaju, penuh pelayanan istimewa bagi warganya.

Sebelumnya kita ketahui bersama, bahwa gubernur Jawa Barat, telah menegaskan pentingnya kembali ke buku fisik dalam proses pembelajaran pada dunia pendidikan. Beliau mengajak sekolah-sekolah mengurangi penggunaan gawai di kelas dan mengganti bahan ajar digital dengan buku teks. Pernyataan ini adalah pengingat bagi kita semua untuk tidak larut sepenuhnya dalam dunia digital. Buku fisik menyimpan nilai kedekatan emosional, ketenangan dalam membaca, serta refleksi yang mendalam. Banyak hal-hal yang tidak selalu bisa digantikan oleh layar gawai, walaupun kehadiran digitalisasi memudahkan kita dalam berbagai aktivitas dan cenderung lebih efisien.

Gubernur telah menjelaskan pula bahwa alasan kembali ke buku fisik adalah karena di negara-negara maju sudah terbukti. Daya hafal dengan perangkat digital termasuk HP lebih rendah, alasan kedua adalah kemampuan otak kiri dan otak kanan pada usia anak-anak sekolah sedang bertumbuh serta berkembang. Oleh karena itu, mari kita bangun mindset generasi bangsa bahwa perpustakaan hari ini bukan sekadar tempat menyimpan buku, melainkan pusat transformasi masyarakat dalam berbagai bidang.

Saat ini perpustakaan harus hadir sebagai tempat yang inklusif, modern, berbasis teknologi, dan mampu menjawab kebutuhan generasi muda. Integrasi sistem keanggotaan ini bukan hanya soal efisiensi administratif, tapi juga berupaya keadilan dengan mendekatkan akses layanan terhadap ilmu dan pengetahuan bagi seluruh kalangan dan masyarakat.

“Saya memberikan apresiasi kepada dinas perpustakaan dan kearsipan daerah provinsi Jawa Barat atas inisiasi luar biasa ini, serta kepada seluruh kepala dinas kabupaten/kota dan Perpusnas RI atas kesediaannya berkolaborasi dalam program integrasi ini”ucapnya

Menurutnya perubahan “imej” dan “stigma” perpustakaan yang kaku dan terkotak-kotakan harus kita hapus dan diganti dengan perpustakaan yang lebih mudah, simpel, menyenangkan serta ramah dan humanis.

Pemerintah provinsi Jawa Barat mendukung percepatan transformasi literasi yang dilakukan oleh perpustakaan provinsi maupun kabupaten/kota, termasuk integrasi keanggotaan perpustakaan melalui keanggotaan perpustakaan terintegrasi atau single identity membership library (simpel.id), agar satu kartu bisa digunakan di seluruh perpustakaan provinsi, kabupaten/kota, hingga Perpustakaan Nasional RI.

Kedepan hal ini dapat dikembangkan dan dikolaborasikan lintas sektor, dengan komunitas, akademisi, sekolah, dan dunia usaha untuk menciptakan ekosistem literasi yang berkelanjutan. Literasi harus menjadi gerakan kolektif bukan hanya tugas perpustakaan, tetapi tugas semua elemen, mulai dari pemerintah, dunia pendidikan, komunitas, media massa, dan tentu saja keluarga.

Pemerintah Daerah Provinsi Jabar mengajak kita semua untuk mengambil peran aktif, khsusnya aparatur sipil negara, pelajar, mahasiswa, sekolah dan perguruan tinggi, serta masyarakat yang tergabung dalam penggiat literasi, organisasi, forum-forum literasi, komunitas dan duta baca yang hadir pada kegiatan hari ini.

Mari kita jadikan literasi sebagai bagian dari strategi pembangunan manusia yang unggul, karena literasi adalah fondasi menuju generasi emas 2045, menuju Jawa Barat yang istimewa secara ilmu, akhlak, dan karakter. Melalui penandatanganan komitmen bersama hari ini, menegaskan bahwa kolaborasi antar lembaga adalah jalan terbaik untuk membangun sistem pelayanan publik yang kuat dan berkelanjutan.

Pemerintah provinsi Jawa Barat akan terus mendukung penguatan layanan digital dibawah koordinasi Dinas Kominfo, pelatihan bagi sdm perpustakaan melalui BPSDM, dan pengembangan sistem berbasis data untuk meningkatkan indeks literasi dan kegemaran membaca di Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan daerah, dibawah bimbingan Perpustakaan Nasional.

“Keanggotaan terintegrasi yang dibangun menjadi ikon transformasi layanan perpustakaan dan tonggak sejarah literasi Jawa Barat. Mari kita bergerak bersama, dari ruang baca menuju ruang peradaban. Karena sesungguhnya, membangun literasi adalah membangun masa depan bangsa melalui generasi yang kuat dan tangguh. Mari kita jadikan momentum ini sebagai pendorong perpustakaan menjadi katalis pertumbuhan karakter, literasi, dan pengetahuan bagi warga Jawa Barat” ungkapnya

Pelajar di Jateng Selatan Wilayah Barat Daya Mulai Belajar Mulok Bahasa Ngapak & Sunda

Post Views: 137

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *